ZOOM MEETING PENGENDALIAN INFLASI DAERAH

ZOOM MEETING PENGENDALIAN INFLASI DAERAH

ZOOM MEETING PENGENDALIAN INFLASI DAERAH

Penjabat Wali kota Sorong Septinus Lobat, S.H. MPA., dalam hal ini diwakilkan oleh H. Tamrin Tajuddin., S.T., MM, selaku Asisten II Kota Sorong, mengikuti Zoom Meeting Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah. Ruang Rapat Pj. Wali Kota Soront, Kantor Wali Kota sorong. Senin, (27/11/2023).

Disampaikan oleh Komjen Pol Drs. Tomsi Tohir M.Si Inspektorat Jendral, Minggu ll November 2023, Komoditas yang mengalami kenaikan yakni :
a. Cabai merah di 357 daerah kabupaten/kota
b. Gula pasir di 336 daerah kabupaten/kota
c. Cabai rawit di 321 daerah kabupaten/kota

Kemudian, Minggu III November 2023, komoditas yang mengalami kenaikan yakni :
a. Cabai merah di 357 daerah kabupaten/kota
b. Gula pasir di 336 daerah kabupaten/kota
c. Cabai rawit di 321 daerah kabupaten/kota

Dan Minggu IV November 2023, komoditas yang mengalami kenaikan yakni :
a. Cabai merah di 358 Daerah Kabupaten/Kota
b. Gula pasir di 348 daerah kabupaten/kota
c. Cabai rawit di 322 daerah kabupaten/kota

Tinjauan Inflasi Oktober 2023 dan Indeks Perkembangan Harga Minggu Ke-4 November 2023 juga disampaikan Pudji Ismartini selaku Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa.

Disampaikannya, Pudji Ismartini, bahwa Perkembangan Harga Gula Pasir yang relatif meningkat sepanjang 2022-2023, sejalan dengan tren peningkatan harga gula dunia, dan Secara tren 2022-2023, terjadi penurunan harga gandum, daging, dan kedelai dunia, sedangkan harga komoditas turunannya mengalami peningkatan.

Sesuai data yang ada, Indeks Perkembangan Harga M4 November 2023 (Berdasarkan data SP2KP pencatatan tanggal 20-24 November 2023), Secara Nasional, jumlah Kab/Kota yang mengalami kenaikan IPH naik 1% poin dari minggu sebelumnya.

Kemudian, Komoditas Penyumbang Utama IPH Menurut Wilayah (Wilayah Luar Pulau Sumatera dan Jawa), Dari 71,14% kab/kota di Pulau Luar Pulau Jawa dan Sumatera yang mengalami kenaikan IPH, kenaikan harga tertinggi terjadi di Poso dengan nilai PH 5,36% .

Pantauan Harga Komoditas Yang Berpotensi Inflasi November 2023, Hingga Minggu ke-4 November, komoditas Cabai Rawit, Cabai Merah, Bawang, terus mengalami kenaikan harga setiap minggunya. Jika dibandingkan dengan rata-rata harga komoditas tersebut pada sd M4 November 2023 relatif meningkat.

Fluktuasi Harga Komoditas Di Kab/Kota
(Sampai dengan M4 November 2023)

  • Cabai Merah adalah komoditas yang fluktuasi harganya cukup signifikan di Minggu 4 November 2023
  • Fluktuasi harga komoditas tersebut terjadi di 164 kab/kota seluruh Indonesia
  • 2 kab/kota sampai Minggu 4 November 2023 tidak mengalami fluktuasi harga (stabil) pada 20 komoditas pangan yang dipantau .

Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri juga menyampaikan Perkembangan Harga Minyak Goreng Periode November 2023 (Harga Minyak Goreng Cenderung Turun Sebulan Terakhir Serta Dominan Menyumbang Deflasi Dalam Setahun Terakhir)

Update DMO Minyak Goreng Rakyat Periode November 2023 (Realisasi DMO Minyakita terjaga di atas 35%), yakni :

  • Lebih dari 2,93 juta ton Minyak goreng telah terdistribusi sejak Januari 2023 hingga kini.
  • Total pendistribusian DMO Minyak Goreng Rakyat periode November sebesar 200.643 ton (67% dari target DMO).
  • Hingga tanggal 27 November, penyaluran DMO Minyak Goreng sebesar 200.463 ton yang 73.055 ton (36,41%) diantaranya merupakan migor kemasan Minyakita

Sebagai Pemberitahuan, terdapat Laporan Khusus, yakni :
Proyeksi Permintaan/ Penjualan Barang Kebutuhan Pokok Di Ritel Pada Periode Natal 2023 Dan Tahun Baru 2024 Permintaan barang kebutuhan pokok diproyeksi naik sekitar 15%, Pelaku Usaha bersiap.

Kemudian, Importasi Dan Mitigasi Kenaikan Harga Beras (Beras Masih Mencatat Inflasi Pada Bulan Oktober 2023, Kemendag Bersinergi dengan BAPANAS Dan PEMDA Mengoptimalisasi Penyaluran Beras SPHP).

Kemendag mendorong optimalisasi SPHP sebagai Instrumen Pemerintah dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga beras di tingkat eceran, dengan :

  • Fokus penyaluran ke wilayah yang mengalami kenaikan harga beras (di atas HET)
  • Fokus penyaluran ke para pedagang pengecer di pasar rakyat (lerutama di pasar pantauan) secara kontinyu dan merata
  • Penguatan kooedinasi dan pengawasan untuk memastikan ketersediaan beras SPHP sesuai HET. (Dinas Kominfo Kota Sorong).

Sumber; https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0rTECEnfGJJSxBPTVDXyLxxo87qXdPnAeaYNPN83zufAbM7d5p3eYPJAEksGXpvwul&id=100046291206715&sfnsn=wiwspmo&mibextid=VhDh1V

Kukuhkan ATI, KKP Ungkap Potensi Pasar Ikan Tilapia Capai U$S 13,9 M

Dirjen Perikanan Budidaya KKP TB Haeru Rahayu menjelaskan terkait potensi ikan tilapia atau nila yang begitu besar di pasaran lokal maupun internasional. Menurutnya, market value ikan tilapia di tahun ini mencapai U$S 13,9 miliar.

 https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-7038122/kukuhkan-ati-kkp-ungkap-potensi-pasar-ikan-tilapia-capai-u-s-13-9-m.

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-7038122/kukuhkan-ati-kkp-ungkap-potensi-pasar-ikan-tilapia-capai-u-s-13-9-m

KKP Imbau Masyarakat Waspadai Peredaran Ikan Dori asal Vietnam



KKP Imbau Masyarakat Waspadai Peredaran Ikan Dori asal Vietnam

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meminta masyarakat berhati-hati terhadap peredaran ikan patin (dori) asal Vietnam. Lantaran ikan tersebut terkontaminasi zat yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat.

‎Kepala Pusat Karantina Ikan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM)‎ KKP, Riza Priyatna mengatakan, pihaknya telah ‎menindaklanjuti informasi dari masyarakat terkait peredaran ikan dori di pasaran.

Melalui kegiatan operasi bersama yang dilakukan oleh BKIPM dan Bareskrim Polri pada 26-28 April 2017 lalu, ditemukan fillet dori yang diduga berasal dari negara lain di beberapa ritel di Jakarta. Filet ikan dori tersebut mengandung zat tripolyphosphate yang melebihi ambang batas dan dapat membahayakan kesehatan konsumen.

Sumber
http://m.liputan6.com/bisnis/read/3122657/kkp-imbau-masyarakat-waspadai-peredaran-ikan-dori-asal-vietnam

Bluefin Trevally

The Bluefin Trevally Caranx melampygus is a strong predatory fish that displays a wide array of hunting techniques ranging from aggressive midwater attacks, reef ambushes and foraging interactions with other larger species, snapping up any prey items missed by the larger animal.

This species is a widely distributed marine fish classified in the jack family, Carangidae. The Bluefin Trevally is distributed throughout the tropical waters of the Indian and Pacific Oceans, ranging from Eastern Africa in the west to Central America in the east, including Japan in the north and Australia in the south. They are easily recognized by their electric blue fins, tapered snout and numerous blue and black spots on their sides.

The Bluefin Trevally is a popular target for both commercial and recreational fishermen. Commercial fisheries record up to 50 tonnes of the species taken per year in the west Indian Ocean, and around 700 lbs per year in Hawaii. The rapid decimation of the Hawaiian population due to overfishing has led to increased research in the aquaculture potential of the species, with spawning achieved in captivity.

Learn more about the incredible marine life in our world’s oceans by visiting us at: www.theterramarproject.org

Photo: Nick Hobgood/Wikimedia Commons (CC BY-SA 3.0)

#fishy #Trevally #conservation #Jackfish #SeaHope #VitaminSea #NatureAlwaysWins #MarineLife #MarineBio #OceanOptimism

Antara Linier dan Integrated


Antara Linier dan Integrated
Oleh, Muchdie, Ir., MS, PGDiplRD., PhD

Saat ini ada kecenderungan melinierkan sesuatu yang sebenarnya memang tidak (perlu) linier. Memang ada yang bisa mempunyai hubungan yang linier, dari satu titik ke titik berikutnya membuat sebuah garis lurus. Apalagi dalam jangka (atau jarak) pendek. Tapi banyak hal yang memang tidak linier. Jalan yang berliku, jalan yang tidak lurus. Sayangnya, seringkali yang tidak linier tersebut hanya bisa dicari solusinya dengan cara membuatnya menjadi linier, dengan merubahnya ke dalam bentuk logaritma, atau natural logaritma.

Masalahnya, kemudian jadi ribet ketika segalanya mesti linier. Misalnya, pada disiplin ilmu dan fokus penelitian. Untuk menjabat jabatan fungsional tenaga pengajar (Dosen) disyaratkan pendidikan dengan disiplin ilmu yang linier antara jenjang S-1 ke S-2 terus ke S-3. Misalnya, kalo S-1nya Sarjana Akuntansi, S-2nya juga Magister Akuntansi, dan S-3nya Doktor Akuntansi. Kalo S-1nya Sarjana Manajemen, untuk dianggap linier, S-2nya juga harus Magister Manajemen, dan S-3nya mesti Doktor Manajemen.

Masalahnya ada disiplin ilmu yang integrated, yang dibentuk dari berbagai disiplin ilmu yang lain. Ilmu Manajemen bisa linier, bisa juga tidak linier. Mereka yang mengambil S-2 Ilmu Manajemen, bisa dan boleh berasal dari bidang ilmu yang lain. Dimana-mana ini berlaku. Mereka yang lulusan Sarjana Teknik yang ingin memperdalam Manajemen Produksi atau Manajemen Teknologi, bisa saja mengambil S-2 Manajemen. Konsentrasinya kemudian, sesuai dengan pilihannya. Apakah ini tidak boleh ? Tidak diakui dalam penjenjangan kepangkatan akademis ?

Saya ada temukan kejadian begini : Seorang Sarjana Teknik Mesin, mengambil Magister Manajemen Industri di Program Studi Magister Teknik Industri, kemudian S-3nya dia ambil Doktor Manajemen dari Fakultas Ekonomi. Ini masih termasuk linier apa tidak ? Sepertinya sih, S-1nya sebenarnya masih terkait dengan S-2nya; dan S-2nya juga masih nyangkut dengan S-3nya. Atau gimana jika S-1nya tidak linier dengan S-2nya, tetapi S-2nya masih linier dengan S-3nya. Atau ambil aja yang paling tinggi.

Kasus lain: Seorang Sarjana Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (SE) melanjutkan ke Magister Manajemen (MM). S-3nya dia ambil Doktor Pendidikan. S-1 dan S-2nya masih bisa dianggap sebidang. Gimana dengan S-3nya. Kalo dia mangkal di Program Studi Magister Manajemen, apakah gelar doktornya bisa dinilai ? Atau dia cuma dihitung sampe S-2nya aja ? Gimana kalo dia pindah pangkalan di salah satu Prodi Pendidikan, misalnya Pendidikan Ekonomi. Apakah S-3nya bisa dihitung ? Kalo bisa dihitung mending pindah pangkalan ke Prodi Pendidikan Ekonomi aja.

Kasus lain : Seorang Sarjana Pendidikan (S-1 Pendidikan) melanjutkan ke Magister Manajemen (S-2 MM). S-3nya dia ambil manajemen pemerintahan pada Prodi Ilmu Pemerintahan. Guru besarnya kemudian diakui pada bidang Ilmu Sosial. Mungkin kasusnya agak ditoleransi. Gak tau juga deh.

Saya sendiri, S-1 : Sarjana Mekanisasi Pertanian, S-2 : Magister Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan, sempat mengambil PostGraduate Diploma in Regional Development. S-3 : PhD in Economics, dengan konsentrasi Urban dan Regional Economics (yang sudah disetarakan dengan Doktor Ekonomi). Bidang fungsional penelitian saya, Manajemen Inovasi dan Teknologi dengan Pangkat Peneliti Madya. Sementara itu saya juga mempunyai jenjang fungsional lain, Dosen Tidak Tetap dengan Pangkat Lektor (sedang mengusulkan kenaikan menjadi Lektor Kepala).Mata kuliah yang saya asuh di Prodi Manajemen (sebenarnya saya ingin mengajar di di Prodi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan) : Manajemen Produksi/Operasi dan Ekonomi Manajerial. Di Prodi Management (International Program-UIN Jakarta) saya ngajar : Principles of Microeconomics dan Principles of Macroeconomics. Di Prodi Magister Teknik Industri, saya ngajar 3 mata kuliah : Sistem Bisnis Terintegrasi (Integrated Business System). Manajemen Inovasi dan Persaingan Bisnis dan Strategic Technology Management. Kalo saya mangkal di Prodi Magister Manajemen, apakah bidang ilmu saya masih bisa (diakui) sebidang, kalaupun tidak linier ?

Beberapa waktu saya menghadiri suatu acara dengan key-note speakernya mantan Menteri Kesehatan. Dalam pidatonya, yang menarik, beliau selalu memberikan contoh antara solusi yang linier dan yang integrated. Misalnya, beliau mencontohkan, kalo kena diare, secara linier berdasarkan ilmunya dokter akan memberikan obat-obat standar untuk mengobati diare, dari obat generik sampe yang bermerek. Tetapi dalam praktek, mestinya ada upaya yang terintegrasi, misalnya membudayakan mencuci tangan. Bisa jadi gerakan mencuci-tangan (jangan diartikan yang lain ya.., cuci tangan, sembunyi tangan, etc..) merupakan upaya simple yang integrated, dan tak selalu linier untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat.

Bahwa mengidentifikasi linieritas memang penting. Tapi, yang linier kan hanya terjadi dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang gak ada yang linier. Makanya perlu pendekatan yang integrated.

What do you think ?

Sumber, https://muchdie.wordpress.com/2010/05/06/antara-linier-dan-integrated/

HUMAN INVESTMENT


HUMAN INVESTMENT

Pembangunan bidang pendidikan yang dilaksanakan oleh pemerintah bersama masyarakat merupakan upaya pengejewantahan salah satu citacita nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi modal manusia (human inestment), yang menentukan sumber daya manusia(SDM) suatu bangsa. Pembangunan sumber daya manusia dalam konteks ilmu-ilmu ekonomi dan ilmu administrasi bahkan dalam bidang perikanan diartikan secara umum sebagai upaya-upaya untuk meningkatkan daya produksi manusia.

Olehnya itu,
Fungsi Managamen sumber daya manusia sebagai alat pemenuhan kebutuhan berbagai kepentingan yang beragam, dan yang mungkin perlu adalah bagaimana mengaturnya agar berbagai kepentingan itu tidak saling berbenturan yang dapat memperlambat tercapaianya tujuan organisasi.